Dapat kurasakan dan kulihat, pancaran rasa "haus" keluar dari wajah- wajah kami. "Haus" akan sesuatu, yang ku pikir adalah--ilmu--.
Sudah berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, suplay ilmu terganggu dalam proses pendistribusian. Entah karena faktor 'produsen' atau 'konsumen'.
Ya, dulu, jam kosong adalah hal yang kami nanti, sebut saja membahagiakan, guna melepas segala penat atas pelajaran- pelajaran sebelumnya. Namun, bila hal ini menjadi layaknya sekarang, yaitu saat jam kosong bertukar posisi dengan jam isi, kami-lebih tepatnya aku- merasa bosan!. Walau terbesit rasa bahagia karena bisa menyelesaikan berbagai 'pekerjaan rumah tangga' yang menumpuk, tapi jauh di hati yang terdalam, sang hati ini berteriak- teriak bahwa ingin menuntut ilmu-walau terkadang jenuh juga-. Sekali lagi, kami bosan!.
Otak memang akan bisa menjadi lelah bila dipakai untuk berpikir secara berlebihan, Menurut teori-tori saya- bahkan waktu optimal otak bekerja adalah kurang lebih 60 menit. Tapi, bagaimana dengan otak yang menganggur? Terasa meng'enakkan' memang, tapi banyak negatifnya. Otak yang tidak banyak dipakai berfikir akan lebih lambat dalam memproses sesuatu, yang membuatnya sedikit lambat pula dalam menerima atau merespon apa yang terjadi di sekitarnya.
Itulah delema kami dengan otak. masa SMA.
Orang bilang ini masa yang paling menentukan masa depan. Masa dimana seseorang akan senantiasa mengembangkan bakat yang ia miliki agar bisa benar- benar optimal, dan berbagai definisi masa SMA yang lainnya. Namun, entah. Bisakah kami menikmati kenikmatan SMA dengan berbagai kekosongan ini. Wallahua'lam. Semoga Ia memberikan seluruh hambaNya apa-apa yang terbaik dari sisiNya.
0 komentar:
Posting Komentar