Hidup tak akan pernah lepas dari kekangan berbagai tuntutan. Entah itu tuntutan pendidikan, pekerjaan, keluarga, bahkan tuntutan untuk menegakkan diin yang telah tergenggam. Namun, sejatinya kata tuntutan bukanlah sesuatu yang pas; karena tak setiap orang menganggap semua hal itu sebagai tuntutan.
...
Terkadang, ada masa dimana diri kita dipaksa oleh waktu dan lingkungan untuk melakukan banyak hal; sesuai kebutuhan masa dan lingkungan tersebut. Dan alangkah seringnya apa yang menjadi tugas kita dalam menyukseskannya terasa berat dan tak menyenangkan. Beradu dengan berbagai keinginan diri yang sering bertolak dengan tujuan dari goal tuntutan tersebut. Namun, karena ada alasan keadaan, tuntutan itu terjalankan; dengan berat hati atau terkadang kosong hati.
Menjadi manusia yang 'terkendalikan' oleh keadaan. Manusia Robot.

Apakah hal itu merupakan sesuatu yang menyenangkan? Haha, sama sekali tidak. Melakukan sesuatu tanpa adanya dorongan dari diri adalah hal yang jauh dari menyenangkan, bahkan tak akan bisa dinikmati. As like an Robot; melakuakn sesuatu tanpa ada semangat dan berpikir di dalamnya, bekerja seperti atas berbagai instruksi, bergerak dan membisu.
Kawan, kita semua adalah manusia, makhluk terbaik ciptaan Allah yang diberi akal; sebuah komponen tercanggih di seluruh dunia, sebuah hardware yang tak akan tertandingi oleh penemuan- penemuan terbaik dari belahan dunia mana pun. Dan tak akan lepas dari akal adalah kemampuan menakjubkannya dalam berpikir. Berpikir yang membuat berbagai invention baru tertemukan. Akankah kita menyia-nyiakan anugrah ini; dan menjadi robot, sebuah benda mati yang dapat bergerak, yang terkendalikan oleh keadaan?
Saat ada banyak tuntutan yang sejatinya mengarahkan pada kebaikan dan ia pun terasa berat, menyita jutaan waktu dan peluh yang biasanya kita gunakan untuk hal yang menyenangkan diri kita, oh Hei, bukankah kita orang hebat, orang cerdas yang diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi in? Inilah yang namanya pengorbanan, kawan.
Pahit, tak menyenagkan, bahkan terkadang menyakitkan. Begitulah jalan pengorbanan dihiasi. Bukan lari dari menjadi 'robot yang terkendalikan' dengan meninggalkan berbagai tuntutan yang ada; tapi berusaha meluruskan kembali pikiran dan tujuan."'Kalo memang ini hal yang baik bagiku, bukankah alangkah lebih baiknya untuk ikut dan menyelaraskan diri dengan tuntutan ini?" Membayangkan semua tuntutan yang ada menjadi batu- batu indah yang akan menjadi pijakan menuju pintu kebaikan yang menjanjikan. Dan abrakadabra; sosok robot yang awalnya merasuki diri kita akan sirna dan hilang. Hilang saat kita mau mereview tujuan kita, mengingat kembali apakah tuntutan itu berguna buat cita kita.
...
gomen-ne
kita semua dalam satu perjuangan. Allahummarhamnaa..
kita semua dalam satu perjuangan. Allahummarhamnaa..
0 komentar:
Posting Komentar