Alhamdulillah, It was a valuable trip today!
Ya, perjalanan berburu kain dengan sepasang kawanku hari ini bisa dibilang banyak memberi pelajaran. Pelajaran yang semoga saja tak akan terlupakan hingga esok hari.
Ya, perjalanan berburu kain dengan sepasang kawanku hari ini bisa dibilang banyak memberi pelajaran. Pelajaran yang semoga saja tak akan terlupakan hingga esok hari.
...
Dimulai dengan keberangkatanku, seorang penumpang yang duduk di jok scoopy coklat milik kawan. Pukul sembilan, kami berangkat menuju sebuah pusat perbelanjaan kain terkenal di Solo, Beteng.
Berbekal helm dan sebuah kacu yang aku gunakan sebagai penutup hidung, motor kami melaju menembus keriuhan jalanan Kota Solo yang tak pernah sepi. Denging klakson menderu dari satu motor, mobil, bis atau pun truk ke kendaraan lainnya yang menyusuri sang aspal hitam. Begitulah retorika jalan yang selalu dipenuhi dengan debu, asap dan suara bising yang tak pernah berhenti. Bersyukur; kelengkapan perjalananku bisa dibilang sempurna.
Tak sampai setengah jam, motor kami telah terparkir rapi di depan benteng pasokan kain itu.
Melangkahkan kaki ke dalam, menuju jantung bangunan itu, lantai satu, di depan stand penjualan aneka makanan olahan durian. Mengetikkan beberapa huruf abjad, mengirimkannya pada sebuah kontak kawan. "Hei, kami sudah sampai di tempat transaksi!" *plak.
Beberapa saat kemudian, sosok yang lebih tinggi dari kami berdua pun tiba dengan senyumnya yang aneh. Dan kemudian, perjalanan berburu kain pun kami mulai kembali.
Beberapa saat kemudian, sosok yang lebih tinggi dari kami berdua pun tiba dengan senyumnya yang aneh. Dan kemudian, perjalanan berburu kain pun kami mulai kembali.
#Pelajaran pertama; jangan buta arah. Kalau pun kau buta arah; beranilah untuk bertanya.
Ya, begitulah. Demi mencapai toko yang menyediakan kain yang telah kami garis bawahi berdasarkan hasil survei hari sebelumnya, diperlukan perjalanan mengitari blok- blok toko di lantai satu itu. Blok A, B, C, N, H, bahkan sampai Z pula telah kami susuri. Berharap menemukan sebuah toko bernama Jesica di blok R, dengan percaya dirinya kami memutari, tanpa bercakap, tanpa bertanya- tanya. Dan begitulah, kami-lebih tepatnya aku- buta arah, hanya mengikuti feeling yang tak karuan benarnya. Lelah berputar- putar; bos kami pun bertanya dimanakah toko yang kami tuju berada dengan bahasa jawa kramanya yang lancar.
Ya, begitulah. Demi mencapai toko yang menyediakan kain yang telah kami garis bawahi berdasarkan hasil survei hari sebelumnya, diperlukan perjalanan mengitari blok- blok toko di lantai satu itu. Blok A, B, C, N, H, bahkan sampai Z pula telah kami susuri. Berharap menemukan sebuah toko bernama Jesica di blok R, dengan percaya dirinya kami memutari, tanpa bercakap, tanpa bertanya- tanya. Dan begitulah, kami-lebih tepatnya aku- buta arah, hanya mengikuti feeling yang tak karuan benarnya. Lelah berputar- putar; bos kami pun bertanya dimanakah toko yang kami tuju berada dengan bahasa jawa kramanya yang lancar.
Kami pun tiba di toko yang kami inginkan; walau dengan berputar- putar sebelumnya.
Pilih- memilih dan diskusi pun kami laksanakan demi tercapainya deal dari sebuah transaksi.
#Pelajaran kedua: belajarlah bahasa jawa agar lebih dihormati dan bisa menghormati.
...
*maaf, belum genap menulis, tapi kantuk dan lelah telah menyerang. Masih pagi memang, namun terlalu lelah. Oyasumi~
#Pelajaran kedua: belajarlah bahasa jawa agar lebih dihormati dan bisa menghormati.
...
*maaf, belum genap menulis, tapi kantuk dan lelah telah menyerang. Masih pagi memang, namun terlalu lelah. Oyasumi~
0 komentar:
Posting Komentar