Sebuah latihan pendewasaan.
...
Ya, itulah yang sejatinya sedang kami hadapi. Kami, siswa kelas 12 IPA 2.
Bukan apa-apa, tapi sebuah 'janji' yang pernah terlontar dari pihak sekolah secara terpaksa harus kami telan kenyataan pahitnya. 'Janji' itu meluap, disertai dengan rentetan penjelasan plus alasan yang kelihatannya terasa sakit untuk didengarkan.
Apa pun dan bagaimana pun, mau atau tidak harus melapangkan hati.
...
Sebuah kisah lama. Tentang seorang anak yang mendapatkan sebuah kaktus atas permintaannya untuk sebuah bunga. Ya, kaktus yang penuh duri, tajam dan keras. Pun, tak ada eloknya di mata anak itu, terlalu jauh dari bayangan bunga dalam benaknya. Berwarna, wangi, juga indah.
Behari- hari, ia hanya menangis, diliputi kesedihan. Apa yang diinginkannya tak seperti apa yang ia dapatkan. Walau tak ada sakit atau pun kerugian yang ia terima, tapi kemuraman masih saja menggantung di wajahnya. Belum menerima; kaktus itu pun tercampakkan.
Suatu hari, anak kecil itu berputar mengelilingi rumahnya. Ia ingin mencari benda terindah yang akan ia bawa ke sekolah; ada lomba menghias kelas. Mulutnya ternganga saat menjumpai sebuah bunga yang amat sangat indah, tertanam dalam sebuah pot kecil, tergeletak di suatu sudut halamannya.
Ia ingat, bunga itu mencuat dari batang yang berduri. jelas tak asing. Sebuah bunga dari kaktus yang dulu ditelantarkannya. Ya, bunga itu muncul di hadapannya tepat saat ia membutuhkannya.
...
Mari mempercayai bersama, bahwa segala rencana yang telah Ia gariskan untuk kita adalah memang yang terbaik. Apa yang berikan adalah apa yang kita butuhkan, bukan kita inginkan.
Mari tersenyum untuk segala yang terjadi pada kita; pahit maupun buruk. Menerima dengan lapang, berharap balasan yang baik dari-Nya.
...
Semoga rencana perjalanan yang kami inginkan, telah diwakilkan pada yang lainnya.. :))
Have a nice trip, ><)/
0 komentar:
Posting Komentar