Rabu, 15 Juli 2015

Langit Malam 27 Ramadhan


Hari ini, tepatnya sore dari tanggal 28 Ramadhan, aku membaca sebuah artikel yang dibagikan oleh seorang kawan lewat jaringan sosial Facebook. Artikel itu menyatakan bahwa diduga kuat malam lailatu Qadr jatuh pada Senin malam kemarin. Disebutkan bahwa matahari yang terbit pada hari selasa pagi tampak berbeda, sinarnya lemah dan terlihat kemerah- merahan; dilihat dari pantauan seorang reporter Arab Saudi.


Usai membaca artikel itu, aku tertawa kecil dalam hati. Ya, di malam yang kedua puluh tujuh itulah kali pertamanya bagiku untuk mengikuti sholat tarawih berjama'ah di masjid. Mengikuti sholat jama'ah yang memakan waktu lebih dari setengah jam. Alhamdulillah.

Hal yang paling ingin kuceritakan adalah scene saat aku pulang ke masjid. Sudah jadi kebiasaan diri untuk menatap langit, melihat apa saja yang Allah sajikan di sana; bulan, bintang, awan, matahari, planet, dan apa pun itu, aku menikmati segalanya. Entah sejak kapan, tapi menatap langit membuatku tenang. Dan malam itu, rasanya angin yang berhembus memang terasa bersahabat, berbeda dengan beberapa malam sebelumnya yang terasa sedikit kencang. Pun, saat kepala ini mendongak ke atas, masyaAllah, bintang- bintang amat terlihat, ribuan bertabur di malam itu; berbeda dengan beberapa malam sebelumnya yang terkadang hanya satu dua bintang yang terlihat.

Sekali lagi, aku hanya ingin bercerita.
Usai perjalanan dari masjid yang jaraknya tak begitu jauh dari rumah, aku pun memutuskan untuk mengemasi beberapa barangku, memasukkannya ke dalam tas kecil yang hampir selalu menemani tiap trip kecilku. Berbekal tas dan sebuah jaket yang kukenakan, aku memanjat pagar rumah, menuju balkon teras yang dibuka secara tak resmi karena rumahku memang bukan bangunan berlantai dua. So, sebut saja malam itu aku menuju atap rumah. Haha. 

Membiarkan diri terbaring di sana, aku menatap langit lama- lamat. Ya, jutaan bintang bertabur di sana yang pada kesempatan ini dapat kulihat dengan mata telanjang. Membayangkan banyak hal, membiarkan pikiran ini berkelana sejauh yang ia mau. Hei, bicara tentang bintang, bukankah sejatinya ia selalu bergantungan di sana, entah tampak atau tidak, sejatinya mereka setia berada di sana, menghiasi langit malam yang kelam. Mari menengok surat Al Hijr ayat 16; salah satu ayat favorit~

[ولقد جعلنا فى السماء بروجا وزينها للناظرين]


Begitulah. Terlepas dari malam itu malam lailatul sungguhan atau bukan; yang jelas masih ada kesempatan beberapa hari untuk selalu memaksimalkan amal di bulan Ramadhan ini. Membiarkan segala perasaan yang mengganggu hati dan pikiran menguap, lebur bersamaan hilangnya cahaya matahari yang tergerogoti oleh kelamnya malam. Mari mengobarkan semangat di dalam hati dan pikiran, membiarkannya ada di sana, layaknya bintang; sekilas memang tak tampak, tapi setidaknya kau tahu bahwa semangat dan mimpimu kan terus ada di sana.

Wallahu a'lam.


Lokasi: Kartasura, Sukoharjo Regency, Central Java, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com