Barangkali, apabila kita sudah merasa terlalu lelah dan terlalu penat dengan segala hal yang kita lakukan, bolehlah barang sejenak kita menengok perjuangan saudara-saudari kita di Palestina. Langkah tersederhana, lewat Instagram, mari mengetikkan kata #GreatReturnMarch, dan dari sanalah kita bisa menengok sedikit kegiatan harian mereka hari-hari ini.
Ya, Great Return March adalah longmarch damai secara masal dan simultan di sekitar 700 meter dari pagar perbatasan Gaza. Aksi ini diikuti oleh semua komponen masyarakat Palestina dan semua partai politik. ’Aksi ini bertujuan untuk mengundang perhatian internasional untuk disampaikan kepada seluruh dunia,’’ kata Miftahuddin, Direktur Aman Palestin-Indonesia dalam siaran pers Kamis (5/4). (Republika.com)
Namun, sayang seribu sayang. Sebuah aksi damai yg dilakukan oleh masyarakat Palestina itu direspon dengan senjata oleh tentara Israel. Mengutip dari Aljazeera.com, jumlah korban meninggal sejak dimulainya aksi ini (30/3) adalah tiga puluh sembilan orang.
Lalu, apalah kemalasan dan kelelahan kita dibanding pengorbanan yang telah dilakukan saudara-saudara kita tersebut? Adalah mereka, pemuda-pemuda ibarat Abdullah bin Umar, Usamah bin Zaid, Said bin Arqam yang tidak Rasulullah ijinkan mengikuti perang Uhud tersebab usianya yang belum genap lima belas tahun. Semangat sahabat-sahabat muda itu meluap, tapi Rasulullah. Ibarat sahabat muda itu, pemuda palestina pun diselubungi semangat dan siap menjadi syahid dengan berbekal batu di tangannya.
Adalah mereka, sosok-sosok wanita Palestina yang gagah berani, ibarat Ummu Amarah yang ikut melindungi Rasulullah tatkala gejolak Perang Uhud semakin dahsyat. Dua belas luka yang ia dapat sebab perang itu malah jadi kebanggannya di hadapan Rabbnya.
Maka, menilik saudara-saudara kita yang ada di Palestina saja sudah cukup menggelitik diri kita yang terlalu lemah semangat dan iman ini untuk tidak lagi mudah mengeluh dan merasa lemah. Ada dimanakah diri kita dibanding saudara-saudara kita yang sungguh 'mencintai kematian sebagaimana yang lain mencintai kehidupan'?
Sungguh berat sekali pengingat ini, yang tidak lain adalah untuk pengingat diri sendiri. Wallahu a'lam. (27/4/18)
0 komentar:
Posting Komentar