Adalah Firaun, seorang raja dari negri Mesir yang namanya kekal dalam sejarah. Bukan tersebab hebat atau adilnya, tapi tersebab kesombongan dan kebengisannya. Diakuilah dirinya sebagai tuhan yang agung, lalu membunuh semua bayi laki-laki rakyatnya tersebab tak ingin ada seorang pun yang akan merebut tahtanya.
Namun, justru dari situlah muncul wanita hebat yang jadi panutan dalam
keteguhan iman dan kesabaran, juga ketakwaan dan keengganan pada nikmat dunia
yang fana. Ialah Asiyah binti Muzahin, istri dari sang Firaun.
Keimanan pada Rabb yang satu itu muncul tatkala Musa-sang bayi yang
dahulu diasuhnya- kembali ke kerajaan Firaun bersama Harun-saudaranya- menyeru
untuk meninggalkan penyembahan terhadap manusia. Dipendamnyalah api iman itu di
dalam hati, hingga api itu pun berkobar lalu membuatnya berani menyatakan iman
di hadapan sang suami yang mengaku tuhan itu.
Siksaan jelas tak dapat terelakkan. Asiyah pun di jemur dan diikat di
bawah terik matahari dan di atas panasnya padang pasir Mesir. Panas, sakit,
haus, lapar meliputi dirinya, dan tak ada yang menguatkan dirinya, kecuali iman
terhadap Rabb-nya.
Dibandingkan meminta keringanan dan meratapi siksa yang diberikan
Firaun, Asiyah pun memilih untuk tetap berpikir visoner dan meminta pada
Rabbnya:
رب ابني لي عندك بيتا في الجنة
“Wahai Rabbku, bangunkanlah bagiku rumah di surga.”
Pun, tetap tidak mengabaikan apa-apa yang sedang dihadapinya, dan
meminta pada Rabbnya:
ونجني من فرعون
وعمله و نجني من القوم الظالمين
“Dan
selamatkanlah aku dari Firaun serta perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari orang-orang yang dzalim.”
Demikianlah Asiyah istri Firaun, teladan bagi orang
beriman, salah satu dari empat wanita sebaik-baik penghuni surga: “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah
Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri
Fir’aun, dan Maryam binti ‘Imran.” (HR. Ahmad, no. 2668).
.
.
posted on @muslimahldkalfatih
.
.
posted on @muslimahldkalfatih
0 komentar:
Posting Komentar