Entah mengapa, tapi tiba-tiba dada ini sesak adanya. Sudah sekian jam aku terduduk di halaman sekolah, seperti biasa menyendiri; mencari keheningan dan ketenangan. Namun ada hal yang berbeda rasanya pagi ini. Aku berlari ke dalam kelas, menumpahkan butiran- butiran bening yang entah sebab apa ia ingin keluar.
...
Tak terhitung sudah berapa fajar yang kusaksikan kehadirannya. Dari parasnya yang malu- malu untuk keluar, hingga akhirnya ia kokoh menggantung di sana menjadi raja siang yang tak seorang pun sanggup menatapnya dengan mata kosong. Ya, aku tak tahu sudah berapa kali ku menyaksikan runititas terbitnya mentari di tiap pagi.
Namun, mungkin baru kali ini, atau mungkin aku sudah lama melupakan esensi terbitnya fajar, sedikit terlupa makna yang terkandung di dalamnya. Bahwa tiap sang surya menyapa di pagi hari, maka berlalulah hari kemarin dengan segala kisah cerita yang ada. Bahwa telah menguap mimpi dan juta perasaan kalut yang menghantui malam sebelumnya. Dan bahwa sang surya itu menunjukkan pada kita semua semangat dan gairah pagi yang harusnya dibangun di tiap- tiap pagi yang ada. Segalanya butuh pembaruan.
Seperti layaknya segala hal yang terjadi di sekitar kita. Matahari tang terbit tiap pagi dari sisi timur, awan- awan yang tak pernah berhenti berarakan terbawa angin yang menghembus, burung- burung yang terbang kesana kemari mencari makan untuk dirinya hari itu, hei lihatlah ritme pagi yang tak pernah lelah berputar setiap saat. Lakukanlah seperti apa yang mereka lakukan, hidup dalam suatu irama, tapi dengan semangat yang tak ada habisnya. Yang lalu biarlah berlalu. Biarlah hari kemarin menjadi suatu kisah dengan berbagai pernak- pernik perasaan yang menghiasinya, karena harimu adalah hari ini. Songsong dengan juta kebahagiaan dan semangat untuk selalu maju dan bergerak secara dinamis. The show must go on!
...
Biarkan berbagai perasaanmu itu, tetap ijinkalah ia hidup di dalam dada, tapi jangan pernah biarkan ia merusak cita dan langkah menuju masa depanmu.
Tarik napasmu dalam- dalam, dan biarkan pikiran dan hatimu berjalan dengan ketenangan.
...
Tanah Ibnu Abbas, yang hening.
07.44
Seperti layaknya segala hal yang terjadi di sekitar kita. Matahari tang terbit tiap pagi dari sisi timur, awan- awan yang tak pernah berhenti berarakan terbawa angin yang menghembus, burung- burung yang terbang kesana kemari mencari makan untuk dirinya hari itu, hei lihatlah ritme pagi yang tak pernah lelah berputar setiap saat. Lakukanlah seperti apa yang mereka lakukan, hidup dalam suatu irama, tapi dengan semangat yang tak ada habisnya. Yang lalu biarlah berlalu. Biarlah hari kemarin menjadi suatu kisah dengan berbagai pernak- pernik perasaan yang menghiasinya, karena harimu adalah hari ini. Songsong dengan juta kebahagiaan dan semangat untuk selalu maju dan bergerak secara dinamis. The show must go on!
...
Biarkan berbagai perasaanmu itu, tetap ijinkalah ia hidup di dalam dada, tapi jangan pernah biarkan ia merusak cita dan langkah menuju masa depanmu.
Tarik napasmu dalam- dalam, dan biarkan pikiran dan hatimu berjalan dengan ketenangan.
...
Tanah Ibnu Abbas, yang hening.
07.44
0 komentar:
Posting Komentar