Sabtu, 19 September 2015

Notes from Jakarta


Banyak hal yang kusaksikan dari perjalanan ini. Ya, dengan ular besi ini.
.
Jakarta, ibukota dari negri tercinta kita. Kota yang hampir selalu menjadi pilihan kaum desa untuk merantau, menjadikannya salah satu pilihan buat menggantungkan kehidupannya. Jangan tanya sudah berapa banyak umat manusia nonJakarta yang tinggal di sana; banyak sekali. (Silakan buka di internet untuk angka spesifiknya)
Oh ya, sedikit cerita; bahasa jawa sudah tidak asing ditemukan dan didengarkan di kota ini.
.
Tak sedang ingin banyak berbicara tentang Jakarta, karena semua juga tahu bahwa kota ini adalah kota yang sibuk. No time for being free, Jakarta nggak pernah lengang, kecuali kalau hari lebaran.

Pagi, siang, sore, bahkan malam; klakson kendaraan nggak akan berhenti memaikan nada yang ia punya, berduet dengan asap dan padatnya jalan; sungguh cukup untuk membuat hati yang melihatnya merasa lelah dan resah-bagi siapapun yang peka-. Ya, walau ini memang kesan pertama, karena lama-lama kita pun akan mulai terbiasa dengan keadaan yang sejatinya menjemukan ini. .__.

Oke, kita semua tahu Jakarta dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi yang menjulang; apartemen mewah kelas kakap atau bandeng lah; kantor-kantor berskala desa, kecamatan, nasional hingga internasional-lah; pun tempat-tempat rekreasi yang ya kreatif sekali para arsitek mencetaknya. Dan semua itu tidak ada yang murah. (Baca kalimat terakhir dengan nada datar dan membaca tanda titik dengan membunyikan kata 'titik').

Namun, nggak afdhol kalau kita hanya melihat Kota Metropolitan itu dari satu sudut pandang. Masih banyak wajah Jakarta yang ya sejatinya kita sendiri juga tahu; kehidupannya yang kumuh dan lusuh.

Rumah-rumah bertebaran tak terkira di sepanjang sungai, rel kereta apai, kolong jembatan dan di mana pun lah biasanya tak dijumpai rumah mungkin kita bisa menyaksikannya. Dan ya, di situlah mereka yang tak kuasa hidup dengan segala hal yang berbau mahal hidup dan menghidupi keluarganya. Dan satu hal yang lebih memiriskan hati adalah; semua itu ada dan hidup secara 'berdampingan'.

Bukankah menjadi pemandangan yang tak elok...

Sedikit cerita. Setiap hari kaki yang Allah pinjamkan ini aku gunakan untuk berjalan menuju kampus guna menimba ilmu. Tak lama memang, kurang lebih lima belas menit. Dan pemandangan yang kusaksikan setiap hari adalah perpaduan antara kemapanan dan kealpaan.

Pertama-tama keluar dari perumahan yang ya, bisa dibilang sederhana; bukan kawasan elit lah. Lanjut menuju jalan raya yang padatnya subhanallah nggak terkira, berjalan lagi menyusuri jalan dan kemudian masuk ke kawasan taman yang ada di daerah ini. Hijau, rapi, bersih; iya banget. Namun jalan sedikit lagi; ada sungai yang mengalir di bagian akhirnya. Jangan tanya sungainya bagaimana; jauh dari kriteria sungai- sungai cantik yang ada di televisi, apalagi dengan sungai yang di surga. Hitam pekat, berisi(sampah) dan beraroma(sampah pula). Jalan sedikit lagi; aku sudah masuki kawasan padat manusia dengan lahan yang sempit. Mau tak mau warga yang tinggal di situ pun harus meninggikan rumahnya dan memperkecil jalanan umumnya(jangan membayangkan sesuatu yang muluk-muluk). Gelap, itu kesan yang kuterima; cahaya matahari yak sempurna menyentuh tanah daerah itu. Kalau boleh menyebutkan; merekalah kaum marginal.

Kembali ke perjalananku; sedikit lagi aku akan sampai ke seberang kampus. Dan sebelum mencapai itulah sebuah mall yang mewah berdiri dengan gagahnya di sisi jalan tempatku menyeberang. Lupakan kaum marginal tadi; pemandangan yang terhampar adalah kesibukan, kemewahan dari mereka yang berdasi dan bertaksi. :3

Haha, begitulah. Hitam dan putih hidup dalam satu lokasi, tanpa ada pembauran, pencampuran atau bahasa mudahnya pemerataan.

Jangan menyalahkan apa dan siapa pun; it will be useless. But, let's try to do something that will be some benefit to people arround us. Lakukan bakti sosial, sumbang ini itu; atau apapun lah yang sekiranya bermanfaat bagi mereka; walau mungkin hanya sekedar senyum dan sapa.

Jakarta oh Jakarta. Menarik sekali ya dirimu.
.
Salam mudik dari mahasiswa Jakarta yang sedang kembali ke kampungnya; Solo~
Purwokerto, 06.05 pm

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com